Peranan Smart Book dalam Membantu Proses Layanan Bimbingan Konseling di SMPN 13 Surabaya
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
norma-norma yang berlaku. Terdapat tujuh layanan dalam bimbingan konseling,
yaitu: Layanan orientasi, Layanan informasi, Layanan penempatan dan penyaluran,
Layanan pembelajaran, Layanan konseling individu, Layanan konseling kelompok,
dan Layanan bimbingan kelompok. Dimana layanan ini berhak diterima oleh seluruh
siswa tanpa memandang status, latar belakang ataupun lainnya.
Namun dalam prakteknya, ternyata masih banyak siswa yang
belum terlalu mengetahui tugas dan layanan dalam bimbingan konseling. Karena
kesibukan Guru BK/konselor di sekolah, hal ini menyulitkan para siswa untuk
proses pelayanan bimbingan dan konseling. Terlebih permasalahan siswa yang
sangat kompleks dewasa ini, sehingga siswa merasa malu, takut dan tidak bisa
meyampaikan apa yang ingin diungkapakannya. Siswa merasa takut dan atau malu
terhadap guru BK/konselor sekolah. Siswa takut hanya akan dipermasalahkan tanpa
tahu permasalahan dan keinginan siswa. Konsekuensinya siswa jadi enggan untuk melakukan konseling sukarela,
padahal ini tugas utama yang dipercayakan guru bimbingan konseling di sekolah
dan tidak bisa digantikan dengan siapapun. Terlebih lagi pelayanan yang
diberikan guru bimbingan konseling bukan hanya untuk siswa yang mengalami
masalah saja tapi juga siswa yang mempuayai potensi lebih, tetapi belum
berprestasi secara memadai. Pelayanan bimbingan konseling juga harus merambah
siswa berprestasi yang ingin mengembangkan prestasinya lebih baik lagi.
Di beberapa
sekolah, buku penghubung atau buku komunikasi antara siswa, guru bimbingan
konseling dan orang tau siswa sudah lazim digunakan. Buku penghubung atau buku
komunikasi ini sebagai sarana bagi guru untuk memantau kegiatan siswa untuk
mengetahui sikap anak ketika di sekolah. Di SMP Negeri 13
Surabaya, buku pengubung antara guru, siswa dan orang tua, ini berbeda. Buku
penghubung di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Surabaya ini mengalami banyak
revolusi dalam fungsinya. Diadaptasi dari sekolah luar negeri yaitu Australia.
Buku penghubung ini dinamakan Smart Book. Buku pintar yang dibuat dengan
tujuan sebgai salah satu alat pembinaan siswa untuk menunjang program bimbingan
dan penyuluhan di sekolah.[1] Smart
Book selain berfungsi sebagai buku penghubung dengan wali murid juga
sebagai perangkat guru bimbingan konseling dalam memahami dan mengentas
permasalahan siswa juga prestasinya. Smart book ini berisi, antara lain:
1. Lingkungan
Sekolah
Menjelaskan dan
menggambarkan visi misi sekolah serta target sekolah di setiap tahunnya.
2. Informasi
Guru dan lainnya
Informasi guru
dan lainnya ini berisi identitas guru dan staff-staff lain didalam sekolah,
mulai dari foto, jabatan dll.
3. Peraturan
Sekolah
Terdapat
ketentuan-ketentuan umum sekolah, pelanggaran dan sanksi dalam rangka pedisiplinan
siswa.
4. Catatan
Kepribadian
Rangkuman
kegiatan akademis maupun non akademis siswa, permasalahan juga prestasi
masing-masing siswa.
5. My
Dream
Berisikan
keinginan siswa, harapan siswa, mimpi-mimpi siswa, cita-cita siswa.
6. Student Case
Student case
berisi tentang kasus-kasus yang terjadi setiap harinya. Jika siswa melakukan
pelanggaran. Guru hanya perlu meminta smart book tersebut dan menulis kasus
yang terjadi. Kewenangan ini bukan hanya dimiliki oleh Guru BK saja tapi juga
oleh guru-guru lainnya.
7. Student
Absen
Student absen adalah
absen siswa dilihat dari keterangan siswa dalam mengikuti pembelajaran, apakah
siswa tersebut aktif masuk sekolah atau tidak, dan pada keterangan absen
tersebut dapat mempengaruhi penilaian di raport siswa.
8. Expresi Student
Expresi student
Ini berisi tentang ekspresi siswa, perasaan siswa yang dimunculkan. Dengan
adanya expresi student ini seorang siswa dapat menulis masalahnya yang
mungkin jika siswa disuruh datang langsung datang ke guru Pmbimbing mereka
merasa malu atau bahkan takut, karena masalah yang dihadapi siswa sekarang ini
sangat kompleks.[2]
9. Important Notes
Berisi
catatan-catatan penting termasuk agenda yang bisa diisi siswa, guru dan orang
tua.
10. Consulting area
Catatan
kunjungan siswa dalam pelayanan bimbingan konselng.
Dengan adanya smart book ini
penulis ingin mengetahui bagaimana peranan penggunaan smart book dalam
membantu proses layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah Pertama Negeri
13 Surabaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang ada, maka masalah yang sangat mendasar untuk
ditelaah dan dikaji dalam penulisan ini adalah
sebagai
berikut:
1. Bagaimana
penggunaan smart book di kelas VIII SMP Negeri 13 Surabaya?
2. Bagaimana
layanan bimbingan konseling di kelas VIII SMP Negeri 13 Surabaya?
3. Bagaimana
peranan smart book dalam layanan bimbingan konseling di kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Dengan melihat rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui
penggunaan smart book di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 13
Surabaya.
2.
Untuk mengetahui
proses layanan bimbingan konseling di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama
Negeri 13 Surabaya.
3.
Untuk mengetahui
peranan smart book dalam layanan bimbingan konseling di kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Surabaya.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu kesimpulan
yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna, sehingga perlu
disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian.[3]
Sehubungan dengan permasalahan penelitian
ini yaitu mengenai seberapa besar peranan smart
book dalam membantu proses layanan
bimbingan konseling di kelas VIII, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalalah:
§ Ha
: Ada signifikansi dan besar peranan smart
book dalam membantu proses layanan bimbingan konseling di kelas VIII SMP Negeri
13 Surabaya.
Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan
diuji kebenarannya dengan bantuan statistik melalui data-data yang terkumpul.
E. Manfaat
Penelitian
1.
Secara Teoritis
Dengan mempelajari peranan smart book
dalam layanan bimbingan konsling di Sekolah Menengah Pertama 13 Surabaya, tentunya penulis akan banyak
memiliki pengalaman dan pemahaman teori, yang mana teori tersebut bisa penulis
jadikan pedoman atau panutan untuk diterapkan dilapangan sebagai salah satu
strategi dalam proses pendidikan khusnya bimbingan konseling untuk lebih
memahami potensi dan kemauan anak. Sehingga penulis tidak hanya memahami
sebatas teori saja, akan tetapi penulis juga memiliki pemahaman dan pengalaman
di lapangan.
2.
Secara Praktis
Dari hasil penelitian di SMP Negeri 13
Surabaya ini diharapkan penulis bisa memberi kontribusi pada guru bimbingan
konseling, para pendidik dan masyarakat dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas
pendidikan di sekolahnya serta dapat menambah wawasan peranan penggunaan smart
book dalam membantu layanan bimbingan konseling.
3.
Secara Empiris
Dalam penelitian di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 13 Surabaya ini penulis banyak menemukan pengalaman yang bisa
dijadikan sebagai pijakan faktual dan aktual dalam hal peranan penggunaan smart
book dalam membantu proses layanan bimbingan konseling, sehingga
membantu proses layanan bimbingan konseling di sekolah. Karena penulis terlibat
langsung dalam lapangan pada saat meneliti.
F. Definisi Operasional
Konsep pada hakikatnya merupakan
istilah, yaitu satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau
menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Untuk memperoleh pemahaman mengenai
penelitian yang akan dilakukan, maka penulis perlu menjelaskan definisi konsep
sesuai dengan judul penelitian ini. Hal itu dikarenakan untuk menghindari
kesalahpahaman dalam penelitian ini.
1. Peranan
Peranan berasal dari kata peran. Peran
memiliki makna yaitu, seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang
berkedudukan dimasyakat. Peranan mnunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan
sbagai suatu proses. Peranan merupakan suatu hal – besar dalam menggeraan
revolusi. Konsepsi peranan mengandaikan seperangkat harapan.[4]
2. Smart Book
Smart Book
adalah alat pembinaan siswa untuk menunjang program bimbingan dan penyuluhan di
sekolah.[5] Buku
yang menghubungkan, sebagai perantara antara guru, siswa dan orang tua siswa
dan staf sekolah. Yang didalamnya terdapat perangkat bimbingan konseling untuk
mengenal siswa dan memahami siswa lebih dalam sehingga memberi pelayanan yang
lebih baik kepada siswa.
3. Membantu
Membantu artinya memberikan kontribusi
bagi sesuatu hal[6],
dalam hal ini “membantu” dalam layanan bimbingan konseling.
4. Proses
Proses adalah runtunan perubahan
(peristiwa) dl perkembangan sesuatu, kemajuan sosial berjalan terus, rangkaian
tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk.[7]
Dalam hal ini proses dimaksudkan untu serangkain kegiatan pelayanan bimbingan
konseling untuk siswa.
5. Layanan
Bimbingan konseling
Layanan Bimbingan Konseling adalah suatu
layanan yang diberikan kepada siswa oleh konselor pendidikan dalam pemberian
bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar
mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan
sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier,dan kegiatan layanan serta
satuan pendukung lainnya.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam pembahasan ini,
maka perlu adanya penyusunan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB PERTAMA :
Bab pertama ini terdiri dari pendahuluan
yang berisi gambaran secara keseluruhan meliputi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi
operasional, dan sistematika pembahasan.
BAB KEDUA :
Bab kedua ini terdiri dari kajian
pustaka yang dipaparkan secara logis, yang berisi tentang kajian smart book,
layanan bimbingan konseling, dan peranan smart book dalam membantu
layanan bimbingan konseling untuk siswa.
BAB KETIGA :
Bab ketiga terdiri dari metodelogi penelitian yang di dalamnya
memuat jenis dan pendekatan penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengelolaan data dan analisis
data.
BAB KEEMPAT :
Bab keempat ini memaparkan tentang,
gambaran umum sekolah, penggunaan smart
book di SMP Negeri 13 Surabaya, proses layanan bimbingan konseling di kelas
VIII SMP Negeri 13 Surabaya, peranan smart book dalam membantu proses layanan
bimbingan konseling di kelas VIII SMP Negeri 13 Surabaya.
BAB KELIMA :
Penutup yang berisi simpulan dari
seluruh pembahasan skripsi dan saran-saran.
[1]
Timred.
Galaz Student Smart Book. (Surabaya: SMP Negeri 13 Surabaya 2010) , hal
1.
[2] Erni setiyaningrum S.Pd,
Koordinator Bimbingsn Konseling,
SMP Negeri 13 Surabaya, wawancara pribadi 201112.
[3] Burhan,
Bungin. Metodelogi Penelitian Kuantitatif,
(Jakarta: Krenada Media Group. 2011), hal.85.
[5] Timred, Galaz Student Smart Book (Surabaya:
SMP Negeri 13 Surabaya), hal 1.
2 komentar:
makasi infonya :)
@toko_holala senang bisa membantu, semoga bermanfaat untuk kebaikan sesama.
Posting Komentar