PEMBAHASAN
A.
Pengertian Anak
Kreatif
Terdapat banyak arti kreativitas yang popular, dilihat
dari segi penekanannya, definisi kreativitas dapat dibedakan dalam dimensi person,
proses, product, dan press. Definisi kreativitas yang menekankan dimensi
person yakni “Creativity refers to the abilities that are the characteristics
of creative people”.[1]
Definisi yang menekankan segi proses yakni “ kreativitas adalah bahwa ia
merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan
untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinil”.[2]
Dari segi product “kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk
baru. Tidak perlu seluruh produk yang harus baru, mungkin saja gabungannya,
kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya”.[3]
Dan dimensi press “the ability to bring something new into existence”.[4]
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
perbedaan. Orang yang kreatif adalah orang yang melihat hal yang sama tapi
berpikir dengan cara yang berbeda. Kreativitas menghasilkan perbedaan dan orang
yang kreatif bisa stand out of the crowd, tampil diantara kerumunan orang.
Perbedaan membuat peluang baru terbuka.
Anak kreatif yaitu anak yang mampu memperdayakan pikirannya
untuk menghasilkan gagasan baru, memecahkan masalah dan ide yang mempunyai
maksud dan tujuan yang ditentukan. Ketika anak mengekspresikan pikirannya atau
kegiatannya yang berdaya cipta, berinisiatif sendiri, dengan cara-cara yang
original, maka kita dapat mengatakan bahwa mereka itu adalah anak yang kreatif.[5] Individu
kreatif dengan sendirinya memiliki motivasi dalam dirinya atau motivasi
intrinsik yang kuat untuk menghasilkan ide atau karya dalam memuaskan diri
bukan karena tekanan dari luar. Motivasi dalam diri atau intrinsik tercipta
dengan sendirinya yang mendorong timbulnya kreativitas dan itu akan berlangsung
dalam kondisi-kondisi mental tertentu.
B.
Ciri Anak Kreatif
Beberapa ciri anak kreatif
antara lain adalah sebagai berikut :
a) Lancar Berfikir
Ia bisa memberi banyak jawaban terhadap suatu pertanyaan yang Anda
berikan. Inilah salah satu kehebatan anak kreatif. Ia mampu memberikan banyak solusi
dari sebuah masalah yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat penting untuk
dikembangkan. Dunia ini penuh masalah dan tantangan. Semakin kreatif seseorang,
maka ia akan dengan mudah menjawab semua masalah dan tantangan hidupnya dengan
kreativitasnya.
b) Fleksibel dalam Berfikir
Ia mampu memberi
jawaban bervariasi, dapat melihat sutu masalah dalam berbagai sudut pandang.
fleksibilitas ini juga sangat penting dalam kehidupan. Seorang yang fleksibel,
akan dengan mudah menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan.
c)
Orsinil (asli) dalam Berfikir
Ia dapat memberi jawaban-jawaban yang jarang diberikan anak lain. Jawaban
baru biasanya tidak lazim atau kadang tak terpikirkan orang lain.
d) Elaborasi
Ia mampu menggabungkan atau memberi gagasan-gagasan atas jawaban
yang dikemukakan sehingga ia mampu untuk mengembangkan, memperkaya jawabannya
dengan memperinci sampai hal-hal kecil. Semua ciri-ciri anak kreatif tersebut bisa dikembangkan. Jadi bukan semata
keturunan seorang anak bisa menjadi kreatif. Namun, peran orang tua juga sangat
berpengaruh bagi perkembangan kreativitasnya.[6]
CIRI-CIRI KREATIVITAS
ALAMIAH
Kreativitas
alamiah merupakan kreatif yang berasal dari dirinya sendiri, bukan karena
pengaruh lingkungan. Ciri ini dimiliki oleh setiap anak. Tugas orang tua
adalah mengembangkan potensi ini.
Ciri
kreativitas alamiah tersebut antara lain :
- Imajinatif
- Senang
menjajaki lingkungannya
- Banyak
mengajukan pertanyaan
- Mempunyai
rasa ingin tahu yang kuat
- Suka
melakukan eksperimen
- Terbuka
untuk rangsangan-rangsangan baru
- Berminat
untuk melakukan macam-macam hal
- Tidak
pernah merasa bosan.[7]
C.
Sifat-sifat Anak
Kreatif
Ø Mereka tidak segan-segan untuk berpikir ala orang idiot dalam
memandang suatu persoalan, Walaupun sebenarnya orang-orang kreatif itu pada umumnya cerdas.
Ø Pikiran orang-orang kreatif
selalu dipenuhi dengan imajinasi dan fantasi, tapi mereka juga tak lupa untuk
tetap kembali ke realitas. Mereka mampu menelurkan ide-ide gila yang belum
pernah tercetus oleh 6 milyar manusia lain, tapi yang membuat mereka bukan
sekedar pemimpi di siang bolong adalah usaha mereka untuk menjembatani dunia
khayalan mereka dengan kenyataan sehingga orang lain bisa ikut mengerti dan
menikmatinya.
Ø Orang-orang kreatif
biasanya rendah hati, namun juga bangga akan pencapaiannya. Mereka sadar bahwa
ide-ide mereka tidak muncul begitu saja, melainkan hasil olahan inspirasi dan
pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan dan tokoh-tokoh kreatif yang menjadi
panutan mereka. Mereka juga terfokus pada rencana masa depan atau pekerjaan
saat ini sehingga prestasi di masa lalu tidak sebegitu berartinya bagi mereka.
Ø Mereka pada umumnya lebih terbuka terhadap hal-hal baru dan
sensitif pada lingkungan. Sifat ini menyenangkan mereka (karena mendukung
proses kreatif), tapi juga membuat mereka sering gelisah bahkan menderita.
Sesuatu yang tidak beres di sekitar mereka, kritik dan cemooh terhadap hasil
karya, atau pencapaian yang tidak dihargai sebagaimana mestinya, hal-hal ini
mengganggu orang kreatif lebih dari orang biasa. Daripada terpaku sejak awal
pada satu macam penyelesaian (‘cara yang benar’), mereka memulai pemecahan
masalah dengan berpikir divergen: Mengeluarkan sebanyak mungkin dan seberagam
mungkin ide yang terpikir tak peduli betapa bodoh kedengarannya,
Ø Mereka memiliki tingkat
energi yang tinggi, tapi mereka juga membutuhkan waktu lama untuk beristirahat.
Mereka tahan berkonsentrasi dalam waktu yang lama tanpa merasa jenuh, lapar,
atau gatal-gatal karena belum mandi. Tapi begitu sudah selesai, mereka juga
bisa menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengisi ulang tenaga mereka; Di mata
orang luar, mereka jadi terlihat seperti orang termalas di dunia.
Ø Orang-orang
kreatif adalah orang yang playful, tapi mereka juga penuh disiplin
dan ketekunan. Tidak seperti dewasa lainnya yang melihat dunia dengan kacamata
super-serius, orang-orang kreatif memandang bidang peminatan mereka seperti
taman ria. Mereka melakukan pekerjaannya dengan begitu antusias sehingga
terkesan seperti sedang bermain-main, padahal sebenarnya mereka juga bekerja
keras mewujudkan ‘mainanya’.
Ø Orang-orang kreatif
cenderung bersifat introvert dan ekstrovert. Pada kebanyakan orang lain,
biasanya ada satu sifat yang cenderung lebih mendominasi perilakunya
sehari-hari, tapi kedua sifat itu tampaknya muncul dalam porsi yang setara pada
orang-orang kreatif. Mereka sangat menikmati baik pergaulan dengan orang lain
(terutama dengan orang-orang kreatif lain yang sehobi) maupun kesendirian total
ketika mengerjakan sesuatu.
Ø Orang-orang kreatif adalah androgini; Mereka mendobrak
batas-batas yang kaku dari stereotipe gender mereka. Laki-laki yang kreatif
biasanya lebih sensitif dan kurang agresif dibanding laki-laki lain yang tidak
begitu kreatif, sementara perempuan yang kreatif juga lebih dominan dan ‘keras’
dibanding perempuan pada umumnya.
Ø Mereka sangat bersemangat mendalami pekerjaannya, tapi mereka
juga bisa sangat obyektif menilai hasilnya. Tanpa hasrat yang menggebu-gebu,
mereka mungkin sudah menyerah sebelum sempat mewujudkan ide kreatif mereka yang
sulit dinyatakan, tapi mereka juga tidak dapat menghasilkan sesuatu yang
benar-benar hebat tanpa kemampuan untuk mengkritik diri dan karya sendiri
habis-habisan.
D. Karakteristik
Anak Kreatif
Karakter
Orang-orang kreatif adalah
pemberontak, tapi pada saat yang sama mereka tetap menghargai tradisi lama.
Tentu sulit menyematkan nilai kreativitas pada sebuah teori atau karya yang
tidak mengandung sesuatu yang baru, tapi orang-orang kreatif tidak ingin
membuat sesuatu yang sekedar berbeda dari yang sudah ada; Ada unsur ‘perbaikan’
atau ‘peningkatan’ yang harus dipenuhi, dan itu hanya bisa dilakukan setelah
orang-orang kreatif cukup memahami aturan-aturan dasarnya untuk bisa
menerabasnya.
Beberapa karakteristik
tindakan kreatif anak adalah sebagai berikut : (1) Anak kreatif belajar dengan
cara-cara yang kreatif, (2) Anak kreatif memiliki rentang perhatian yang
panjang terhadap hal yang membutuhkan usaha kreatif, (3) Anak
kreatif memiliki kemampuan mengorganisasikan yang menakjubkan, (4) Anak
kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat dari
cara yang berbeda, (5) Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi, dan memecahkan
permasalahan dengan menggunakan pengalamannya, (6) Anak kreatif
menikmati permainan dengan kata-kata dan tempat sebagai pencerita yang
alami.[8]
1.
Anak kreatif belajar dengan cara-cara yang
kreatif dalam proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan pada
anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi sehingga anak memperoleh pengalaman
yang berkesan danmenjadikan apa yang dipelajari anak lebih lama di
ingat.Melalui eksperimen, eksplorasi, manipulasi dan permainan mereka sering
mengajukan pertanyaan, membuat tebakan, dan kemudian mereka menemukan,
kadangkala cepat dan emosional, sementara pada saat yang lain secara diam-diam
saja. Dengan metode cerita bergambar kreativitas dapat dikembangkan karena anak
akan sering mengajukan pertanyaan, membuat tebakan sesuai dengan ciri anak
kreatif di atas.
2.
Anak kreatif memiliki rentang perhatian yang
panjang terhadap hal yang membutuhkan usaha kreatif. Anak kreatif memiliki
rentang perhatian 15 menit lebih lama bahkan lebih dalam hal mengeksplorasi,
bereskperimen, memanipulasi dan memainkan alat permainanya. Hal ini menunjukan
anak yang kreatif tidak mudah bosan seperti halnya anak yang kurang kreatif.
Melalui bercerita guru dapat mengidentifikasi anak yang kreatif maupun tidak
kreatif yakni dilihat dari rentang perhatiannya dalam mendengarkan cerita.
Kegiatan cerita bergambar dapat meningkatkan rentang perhatian anak karena
gambar yang menarik membuat anak lebih fokus perhatiannya.
3.
Anak kreatif memiliki kemampuan
mengorganisasikan yang menakjubkan. Anak kreatif adalah anak yang pikirannya
berdaya dengan demikian anak kreatif sering merasa lebih dari pada
anak yang lain. Bentuk kelebihan anak kreatif ditunjukan dengan peran
mereka dalam kelompok bermain. Anak kreatif muncul sebagai pemimpin bagi
kelompoknya karena itu anak kreatif pada umumnya mampu mengorganisasikan
teman-temannya secara menabjukan. Jika anak mampu mengorganisasikan
teman-temannya maka anak akan memiliki kepercayan diri yang luar biasa. Melalui
cerita bergambar anak belajar mengaitkan ide dan gagasan sebagai bekal untuk
melatih kepercayaan diri anak karena jika anak berhasil mengaitkan ide
atau gagasan maka lahitlah karya-karya yang original sehingga kepercayaan diri
anak akan muncul dan secara tidak langsung anak termotivasi untuk mengekspresikannya
di depan teman-temannya
4.
Anak kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang
sudah dikenalnya dan melihat dari cara yang berbeda. Anak kreatif merupakan
anak yang suka belajar untuk memperoleh pengalaman. Anak tidak lekas bosan
untuk mendapatkan pengalaman yang sama berkali-kali. Jika pengalaman
pertama diperoleh mereka akan mencoba dengan cara lain sehingga diperoleh
pengalaman baru. Melalui cerita bergambar anak dapat menceritakan kembali
cerita yang disampaikan, dengan demikian anak telah mampu menghasilkan sesuatu
yang baru dan original sesuai kemampuannya.
5.
Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi,
dan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengalamannya. Anak kreatif
akan selalu haus dengan pengalaman baru. Pengalaman yang berkesan akan
diperoleh secara langsung melalui eksperimen yang dilakukan. Anak harus
diberikan banyak bekal pengalamannya melalui eksperimennya
sendiri baik melalui kesenian, musik, drama kreatif atau cerita, maupun
menggunakan bahasa yang mengekspresikan kelucuan, suasana atau atmosfir
persoalan yang bebas dan dapat diterima oleh anak. Cerita bergambar dapat
mengasah imajinasi dan fantasi anak, fantasi tersebut dapat diasah melalui alur
cerita dan gambar yang ditampilkan. Misalnya apabila guru bercerita dengan
setting lapangan, rumah sakit, anak-anak akan mempunyai persepsi dalam
fantasinya masing-masing. Dengan fantasi tersebut, maka akan lebih meningkatkan
kreativitas anak.
6.
Anak kreatif menikmati permainan dengan
kata-kata dan tempat sebagai pencerita yang alami. Anak kreatif suka bercerita,
bahkan kadang-kadang bercerita tidak habis-habisnya sehingga sering dicap
sebagaianak cerewet. Pada hal melalui aktivitasnya itu anak akan mengembangkan
lebih lanjut fantasi-fantasinya, khayalan-khayalan imajinatifnya sehingga akan
memperkuat kekreatifan anak. Melalui cerita bergambar anak akan sering
mendapatkan kosakata baru, dengan kosakata yang diperolehnya tersebut akan dapat
menjadi bekal anak sebagai pencerita yang alam. Anak
kreatif memiliki kuriositas yang tinggi. Untuk memenuhi rasa koriusitasnya
diperlukan bekal pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak dibandingkan
anak yang kurang kreatif. Pengetahuan dan pengalaman itu akan lebih bermakna dan
akan bertahan lama jika dapat diperoleh secara langsung. Untuk itu diperlukan
berbagai macam kegiatan eksperimen dan eksplorasi yang dapat dilakukan anak.
Guru, orang tua dan orang-orang yang dekat dengan anak perlu
memahami bagaimana memfasilitasi anak agar kreativitas itu muncul sebagai
kekuatan real yang sangat diperlukan bagi kehidupannya kelak.
EKSPRESI KREATIVITAS MENURUT USIA
Agar lebih memahami tentang kreativitas seorang anak, maka akan
saya jelaskan ekspresi kreativitas anak menurut usia ( bayi hingga usia
prasekolah)
a. Ekspresi
Kreativitas Bayi
Meski anak
sudah memiliki kreativitas alamiah, tetapi kita belum bisa mengukur kreativitas
seorang bayi. Kreativitas baru terlihat setelah anak masuk usia balita. Sebab,
anak sudah bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan sudah banyak
mendapatkan masukan mengenai berbagai hal dari lingkungannya.
b. Ekspresi
Kreativitas Batita (Bawah Tiga Tahun)
Pada usia ini
anak mampu berkreativitas animisme (menganggap benda mati adalah makhluk
hidup). Misalnya, kursi bisa merasa sakit bila ditendang atau nasi bisa
menangis. Hal ini dipelajarinya dari orang tua, selain karena perkembangan
motorik kasar, halus, serta kemampuan berbicaranya sudah lebih baik
dibandingkan bayi.
Anak pun mampu
berkreativitas imajinasi, yakni membuat sesuatu hal yang baru dari yang telah
ada berdasarkan imajinasinya. Contohnya anak mampu menggambar abstrak yang
sangat indah, dan memadukan warna-warna yang berani, lain daripada yang lain.
Contoh lainnya , si batita membuat gedung pencakar langit dari balok-balok
beraneka bentuk dan ukuran, dan berbagai contoh lainnya. Tak heran bila anak
batita kerap disebut seniman kecil. Sayangnya, masih banyak orang tua tak
menyadari hal ini. Alhasil, Tak jarang orang tua/pendiidik malah menyalahkan
anak dan menggiringnya untuk membuat gambar atau karya yang konvensional.
c. Ekspresi
Kreativitas Prasekolah
Pada usia
khususnya 4-6 tahun, kemampuan anak untuk berkreasi sudah cukup tinggi dan
lebih baik karena anak sudah bergaul dengan lingkungan luar rumah dan sekolah .
Otomatis pengetahuan dan tahapan perkembangannya pun sudah lebih maju lagi dari
anak batita. Terutama perkembangan sosialnya, di mana anak sudah mulai
berinteraksi dengan teman sebayanya.
Jika
diceritakan mengenai sesuatu hal, ia bisa menceritakan kembali dan bahkan
mengembangkannya. Selain itu , anak usia ini sudah bisa menyalurkan hasrat
ingin tahunya dengan kreatifitasnya, yaitu melalui permainan pura-pura (bermain
peran, seperti dokter: guru , pilot, polisi, dsb). Ia bisa melakukan permainan
itu sendiri ataupun bersama temantemannya.
Bahkan
anak juga sudah mampu menciptakan mainan sendiri, semisal pistol-pistolan dari
koran bekas, kapal terbang/laut dan rumahrumahan dari kertas.[9]
[1] Guilford, 1950
[2] Elizabeth B Hurlock,
perkembangan anak jilid 2, (Jakarta: Erlangga), 1999, hal: 3
[3] Semiawan dkk,
1984.
[4] Barron, 1976.
[8] Suratno, (2005: 11)
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Anak
Kreatif
Terdapat banyak arti kreativitas yang popular, dilihat
dari segi penekanannya, definisi kreativitas dapat dibedakan dalam dimensi person,
proses, product, dan press. Definisi kreativitas yang menekankan dimensi
person yakni “Creativity refers to the abilities that are the characteristics
of creative people”.[1]
Definisi yang menekankan segi proses yakni “ kreativitas adalah bahwa ia
merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan
untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinil”.[2]
Dari segi product “kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk
baru. Tidak perlu seluruh produk yang harus baru, mungkin saja gabungannya,
kombinasinya, sedangkan unsur-unsurnya sudah ada sebelumnya”.[3]
Dan dimensi press “the ability to bring something new into existence”.[4]
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat
perbedaan. Orang yang kreatif adalah orang yang melihat hal yang sama tapi
berpikir dengan cara yang berbeda. Kreativitas menghasilkan perbedaan dan orang
yang kreatif bisa stand out of the crowd, tampil diantara kerumunan orang.
Perbedaan membuat peluang baru terbuka.
Anak kreatif yaitu anak yang mampu memperdayakan pikirannya
untuk menghasilkan gagasan baru, memecahkan masalah dan ide yang mempunyai
maksud dan tujuan yang ditentukan. Ketika anak mengekspresikan pikirannya atau
kegiatannya yang berdaya cipta, berinisiatif sendiri, dengan cara-cara yang
original, maka kita dapat mengatakan bahwa mereka itu adalah anak yang kreatif.[5] Individu
kreatif dengan sendirinya memiliki motivasi dalam dirinya atau motivasi
intrinsik yang kuat untuk menghasilkan ide atau karya dalam memuaskan diri
bukan karena tekanan dari luar. Motivasi dalam diri atau intrinsik tercipta
dengan sendirinya yang mendorong timbulnya kreativitas dan itu akan berlangsung
dalam kondisi-kondisi mental tertentu.
B.
Ciri Anak Kreatif
Beberapa ciri anak kreatif
antara lain adalah sebagai berikut :
a) Lancar Berfikir
Ia bisa memberi banyak jawaban terhadap suatu pertanyaan yang Anda
berikan. Inilah salah satu kehebatan anak kreatif. Ia mampu memberikan banyak solusi
dari sebuah masalah yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat penting untuk
dikembangkan. Dunia ini penuh masalah dan tantangan. Semakin kreatif seseorang,
maka ia akan dengan mudah menjawab semua masalah dan tantangan hidupnya dengan
kreativitasnya.
b) Fleksibel dalam Berfikir
Ia mampu memberi
jawaban bervariasi, dapat melihat sutu masalah dalam berbagai sudut pandang.
fleksibilitas ini juga sangat penting dalam kehidupan. Seorang yang fleksibel,
akan dengan mudah menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan.
c)
Orsinil (asli) dalam Berfikir
Ia dapat memberi jawaban-jawaban yang jarang diberikan anak lain. Jawaban
baru biasanya tidak lazim atau kadang tak terpikirkan orang lain.
d) Elaborasi
Ia mampu menggabungkan atau memberi gagasan-gagasan atas jawaban
yang dikemukakan sehingga ia mampu untuk mengembangkan, memperkaya jawabannya
dengan memperinci sampai hal-hal kecil. Semua ciri-ciri anak kreatif tersebut bisa dikembangkan. Jadi bukan semata
keturunan seorang anak bisa menjadi kreatif. Namun, peran orang tua juga sangat
berpengaruh bagi perkembangan kreativitasnya.[6]
CIRI-CIRI KREATIVITAS
ALAMIAH
Kreativitas
alamiah merupakan kreatif yang berasal dari dirinya sendiri, bukan karena
pengaruh lingkungan. Ciri ini dimiliki oleh setiap anak. Tugas orang tua
adalah mengembangkan potensi ini.
Ciri
kreativitas alamiah tersebut antara lain :
- Imajinatif
- Senang
menjajaki lingkungannya
- Banyak
mengajukan pertanyaan
- Mempunyai
rasa ingin tahu yang kuat
- Suka
melakukan eksperimen
- Terbuka
untuk rangsangan-rangsangan baru
- Berminat
untuk melakukan macam-macam hal
- Tidak
pernah merasa bosan.[7]
C.
Sifat-sifat Anak
Kreatif
Ø Mereka tidak segan-segan untuk berpikir ala orang idiot dalam
memandang suatu persoalan, Walaupun sebenarnya orang-orang kreatif itu pada umumnya cerdas.
Ø Pikiran orang-orang kreatif
selalu dipenuhi dengan imajinasi dan fantasi, tapi mereka juga tak lupa untuk
tetap kembali ke realitas. Mereka mampu menelurkan ide-ide gila yang belum
pernah tercetus oleh 6 milyar manusia lain, tapi yang membuat mereka bukan
sekedar pemimpi di siang bolong adalah usaha mereka untuk menjembatani dunia
khayalan mereka dengan kenyataan sehingga orang lain bisa ikut mengerti dan
menikmatinya.
Ø Orang-orang kreatif
biasanya rendah hati, namun juga bangga akan pencapaiannya. Mereka sadar bahwa
ide-ide mereka tidak muncul begitu saja, melainkan hasil olahan inspirasi dan
pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan dan tokoh-tokoh kreatif yang menjadi
panutan mereka. Mereka juga terfokus pada rencana masa depan atau pekerjaan
saat ini sehingga prestasi di masa lalu tidak sebegitu berartinya bagi mereka.
Ø Mereka pada umumnya lebih terbuka terhadap hal-hal baru dan
sensitif pada lingkungan. Sifat ini menyenangkan mereka (karena mendukung
proses kreatif), tapi juga membuat mereka sering gelisah bahkan menderita.
Sesuatu yang tidak beres di sekitar mereka, kritik dan cemooh terhadap hasil
karya, atau pencapaian yang tidak dihargai sebagaimana mestinya, hal-hal ini
mengganggu orang kreatif lebih dari orang biasa. Daripada terpaku sejak awal
pada satu macam penyelesaian (‘cara yang benar’), mereka memulai pemecahan
masalah dengan berpikir divergen: Mengeluarkan sebanyak mungkin dan seberagam
mungkin ide yang terpikir tak peduli betapa bodoh kedengarannya,
Ø Mereka memiliki tingkat
energi yang tinggi, tapi mereka juga membutuhkan waktu lama untuk beristirahat.
Mereka tahan berkonsentrasi dalam waktu yang lama tanpa merasa jenuh, lapar,
atau gatal-gatal karena belum mandi. Tapi begitu sudah selesai, mereka juga
bisa menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengisi ulang tenaga mereka; Di mata
orang luar, mereka jadi terlihat seperti orang termalas di dunia.
Ø Orang-orang
kreatif adalah orang yang playful, tapi mereka juga penuh disiplin
dan ketekunan. Tidak seperti dewasa lainnya yang melihat dunia dengan kacamata
super-serius, orang-orang kreatif memandang bidang peminatan mereka seperti
taman ria. Mereka melakukan pekerjaannya dengan begitu antusias sehingga
terkesan seperti sedang bermain-main, padahal sebenarnya mereka juga bekerja
keras mewujudkan ‘mainanya’.
Ø Orang-orang kreatif
cenderung bersifat introvert dan ekstrovert. Pada kebanyakan orang lain,
biasanya ada satu sifat yang cenderung lebih mendominasi perilakunya
sehari-hari, tapi kedua sifat itu tampaknya muncul dalam porsi yang setara pada
orang-orang kreatif. Mereka sangat menikmati baik pergaulan dengan orang lain
(terutama dengan orang-orang kreatif lain yang sehobi) maupun kesendirian total
ketika mengerjakan sesuatu.
Ø Orang-orang kreatif adalah androgini; Mereka mendobrak
batas-batas yang kaku dari stereotipe gender mereka. Laki-laki yang kreatif
biasanya lebih sensitif dan kurang agresif dibanding laki-laki lain yang tidak
begitu kreatif, sementara perempuan yang kreatif juga lebih dominan dan ‘keras’
dibanding perempuan pada umumnya.
Ø Mereka sangat bersemangat mendalami pekerjaannya, tapi mereka
juga bisa sangat obyektif menilai hasilnya. Tanpa hasrat yang menggebu-gebu,
mereka mungkin sudah menyerah sebelum sempat mewujudkan ide kreatif mereka yang
sulit dinyatakan, tapi mereka juga tidak dapat menghasilkan sesuatu yang
benar-benar hebat tanpa kemampuan untuk mengkritik diri dan karya sendiri
habis-habisan.
D. Karakteristik
Anak Kreatif
Karakter
Orang-orang kreatif adalah
pemberontak, tapi pada saat yang sama mereka tetap menghargai tradisi lama.
Tentu sulit menyematkan nilai kreativitas pada sebuah teori atau karya yang
tidak mengandung sesuatu yang baru, tapi orang-orang kreatif tidak ingin
membuat sesuatu yang sekedar berbeda dari yang sudah ada; Ada unsur ‘perbaikan’
atau ‘peningkatan’ yang harus dipenuhi, dan itu hanya bisa dilakukan setelah
orang-orang kreatif cukup memahami aturan-aturan dasarnya untuk bisa
menerabasnya.
Beberapa karakteristik
tindakan kreatif anak adalah sebagai berikut : (1) Anak kreatif belajar dengan
cara-cara yang kreatif, (2) Anak kreatif memiliki rentang perhatian yang
panjang terhadap hal yang membutuhkan usaha kreatif, (3) Anak
kreatif memiliki kemampuan mengorganisasikan yang menakjubkan, (4) Anak
kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat dari
cara yang berbeda, (5) Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi, dan memecahkan
permasalahan dengan menggunakan pengalamannya, (6) Anak kreatif
menikmati permainan dengan kata-kata dan tempat sebagai pencerita yang
alami.[8]
1.
Anak kreatif belajar dengan cara-cara yang
kreatif dalam proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan pada
anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi sehingga anak memperoleh pengalaman
yang berkesan danmenjadikan apa yang dipelajari anak lebih lama di
ingat.Melalui eksperimen, eksplorasi, manipulasi dan permainan mereka sering
mengajukan pertanyaan, membuat tebakan, dan kemudian mereka menemukan,
kadangkala cepat dan emosional, sementara pada saat yang lain secara diam-diam
saja. Dengan metode cerita bergambar kreativitas dapat dikembangkan karena anak
akan sering mengajukan pertanyaan, membuat tebakan sesuai dengan ciri anak
kreatif di atas.
2.
Anak kreatif memiliki rentang perhatian yang
panjang terhadap hal yang membutuhkan usaha kreatif. Anak kreatif memiliki
rentang perhatian 15 menit lebih lama bahkan lebih dalam hal mengeksplorasi,
bereskperimen, memanipulasi dan memainkan alat permainanya. Hal ini menunjukan
anak yang kreatif tidak mudah bosan seperti halnya anak yang kurang kreatif.
Melalui bercerita guru dapat mengidentifikasi anak yang kreatif maupun tidak
kreatif yakni dilihat dari rentang perhatiannya dalam mendengarkan cerita.
Kegiatan cerita bergambar dapat meningkatkan rentang perhatian anak karena
gambar yang menarik membuat anak lebih fokus perhatiannya.
3.
Anak kreatif memiliki kemampuan
mengorganisasikan yang menakjubkan. Anak kreatif adalah anak yang pikirannya
berdaya dengan demikian anak kreatif sering merasa lebih dari pada
anak yang lain. Bentuk kelebihan anak kreatif ditunjukan dengan peran
mereka dalam kelompok bermain. Anak kreatif muncul sebagai pemimpin bagi
kelompoknya karena itu anak kreatif pada umumnya mampu mengorganisasikan
teman-temannya secara menabjukan. Jika anak mampu mengorganisasikan
teman-temannya maka anak akan memiliki kepercayan diri yang luar biasa. Melalui
cerita bergambar anak belajar mengaitkan ide dan gagasan sebagai bekal untuk
melatih kepercayaan diri anak karena jika anak berhasil mengaitkan ide
atau gagasan maka lahitlah karya-karya yang original sehingga kepercayaan diri
anak akan muncul dan secara tidak langsung anak termotivasi untuk mengekspresikannya
di depan teman-temannya
4.
Anak kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang
sudah dikenalnya dan melihat dari cara yang berbeda. Anak kreatif merupakan
anak yang suka belajar untuk memperoleh pengalaman. Anak tidak lekas bosan
untuk mendapatkan pengalaman yang sama berkali-kali. Jika pengalaman
pertama diperoleh mereka akan mencoba dengan cara lain sehingga diperoleh
pengalaman baru. Melalui cerita bergambar anak dapat menceritakan kembali
cerita yang disampaikan, dengan demikian anak telah mampu menghasilkan sesuatu
yang baru dan original sesuai kemampuannya.
5.
Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi,
dan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengalamannya. Anak kreatif
akan selalu haus dengan pengalaman baru. Pengalaman yang berkesan akan
diperoleh secara langsung melalui eksperimen yang dilakukan. Anak harus
diberikan banyak bekal pengalamannya melalui eksperimennya
sendiri baik melalui kesenian, musik, drama kreatif atau cerita, maupun
menggunakan bahasa yang mengekspresikan kelucuan, suasana atau atmosfir
persoalan yang bebas dan dapat diterima oleh anak. Cerita bergambar dapat
mengasah imajinasi dan fantasi anak, fantasi tersebut dapat diasah melalui alur
cerita dan gambar yang ditampilkan. Misalnya apabila guru bercerita dengan
setting lapangan, rumah sakit, anak-anak akan mempunyai persepsi dalam
fantasinya masing-masing. Dengan fantasi tersebut, maka akan lebih meningkatkan
kreativitas anak.
6.
Anak kreatif menikmati permainan dengan
kata-kata dan tempat sebagai pencerita yang alami. Anak kreatif suka bercerita,
bahkan kadang-kadang bercerita tidak habis-habisnya sehingga sering dicap
sebagaianak cerewet. Pada hal melalui aktivitasnya itu anak akan mengembangkan
lebih lanjut fantasi-fantasinya, khayalan-khayalan imajinatifnya sehingga akan
memperkuat kekreatifan anak. Melalui cerita bergambar anak akan sering
mendapatkan kosakata baru, dengan kosakata yang diperolehnya tersebut akan dapat
menjadi bekal anak sebagai pencerita yang alam. Anak
kreatif memiliki kuriositas yang tinggi. Untuk memenuhi rasa koriusitasnya
diperlukan bekal pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak dibandingkan
anak yang kurang kreatif. Pengetahuan dan pengalaman itu akan lebih bermakna dan
akan bertahan lama jika dapat diperoleh secara langsung. Untuk itu diperlukan
berbagai macam kegiatan eksperimen dan eksplorasi yang dapat dilakukan anak.
Guru, orang tua dan orang-orang yang dekat dengan anak perlu
memahami bagaimana memfasilitasi anak agar kreativitas itu muncul sebagai
kekuatan real yang sangat diperlukan bagi kehidupannya kelak.
EKSPRESI KREATIVITAS MENURUT USIA
Agar lebih memahami tentang kreativitas seorang anak, maka akan
saya jelaskan ekspresi kreativitas anak menurut usia ( bayi hingga usia
prasekolah)
a. Ekspresi
Kreativitas Bayi
Meski anak
sudah memiliki kreativitas alamiah, tetapi kita belum bisa mengukur kreativitas
seorang bayi. Kreativitas baru terlihat setelah anak masuk usia balita. Sebab,
anak sudah bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan sudah banyak
mendapatkan masukan mengenai berbagai hal dari lingkungannya.
b. Ekspresi
Kreativitas Batita (Bawah Tiga Tahun)
Pada usia ini
anak mampu berkreativitas animisme (menganggap benda mati adalah makhluk
hidup). Misalnya, kursi bisa merasa sakit bila ditendang atau nasi bisa
menangis. Hal ini dipelajarinya dari orang tua, selain karena perkembangan
motorik kasar, halus, serta kemampuan berbicaranya sudah lebih baik
dibandingkan bayi.
Anak pun mampu
berkreativitas imajinasi, yakni membuat sesuatu hal yang baru dari yang telah
ada berdasarkan imajinasinya. Contohnya anak mampu menggambar abstrak yang
sangat indah, dan memadukan warna-warna yang berani, lain daripada yang lain.
Contoh lainnya , si batita membuat gedung pencakar langit dari balok-balok
beraneka bentuk dan ukuran, dan berbagai contoh lainnya. Tak heran bila anak
batita kerap disebut seniman kecil. Sayangnya, masih banyak orang tua tak
menyadari hal ini. Alhasil, Tak jarang orang tua/pendiidik malah menyalahkan
anak dan menggiringnya untuk membuat gambar atau karya yang konvensional.
c. Ekspresi
Kreativitas Prasekolah
Pada usia
khususnya 4-6 tahun, kemampuan anak untuk berkreasi sudah cukup tinggi dan
lebih baik karena anak sudah bergaul dengan lingkungan luar rumah dan sekolah .
Otomatis pengetahuan dan tahapan perkembangannya pun sudah lebih maju lagi dari
anak batita. Terutama perkembangan sosialnya, di mana anak sudah mulai
berinteraksi dengan teman sebayanya.
Jika
diceritakan mengenai sesuatu hal, ia bisa menceritakan kembali dan bahkan
mengembangkannya. Selain itu , anak usia ini sudah bisa menyalurkan hasrat
ingin tahunya dengan kreatifitasnya, yaitu melalui permainan pura-pura (bermain
peran, seperti dokter: guru , pilot, polisi, dsb). Ia bisa melakukan permainan
itu sendiri ataupun bersama temantemannya.
Bahkan
anak juga sudah mampu menciptakan mainan sendiri, semisal pistol-pistolan dari
koran bekas, kapal terbang/laut dan rumahrumahan dari kertas.[9]